Apakah Ketersediaan Barang Alternatif Membuat Penggunaan Ruang Terbuka Hijau di Tempat Kerja Anda Lebih Umum?

Apakah Ketersediaan Barang Alternatif Membuat Penggunaan Ruang Terbuka Hijau di Tempat Kerja Anda Lebih Umum?
Kampus Hijau adalah proyek berbasis web yang dikembangkan oleh Dewan Eropa untuk Penelitian Kualitas Lingkungan (CREF), Uni Eropa (UE), dan Peringkat Universitas Dunia (WU) yang semuanya terkait dengan praktik kampus berkelanjutan. Sejak diluncurkan, banyak universitas lain di seluruh dunia telah mengambil sistem peringkat hijau termasuk sebagian besar universitas di Thailand. Inisiatif dari Uni Eropa, para peneliti melakukan studi kualitatif yang membandingkan persepsi kualitas hidup di fasilitas kampus hijau dengan kepuasan pemangku kepentingan dari kampus non-hijau di Thailand. Studi ini juga membandingkan persepsi pemangku kepentingan dari berbagai jenis universitas yang terbagi dalam tiga kategori: mahasiswa, staf, dan pemberi kerja. Tema utama laporan ini adalah bahwa siswa, staf, dan pengusaha menganggap kualitas hidup dan kepuasan kerja orang-orang yang bekerja dan tinggal di fasilitas hijau versus fasilitas non-hijau adalah sebagai kualitas hidup dan kepuasan kerja.

Deskripsi singkat tentang metodologi yang diikuti dalam penelitian ini diberikan di bawah ini. Dengan menggunakan data kualitatif, beberapa pertanyaan diajukan kepada peserta tentang pengalaman mereka bekerja di fasilitas hijau atau non-fasilitas hijau. Peserta diminta untuk menentukan peringkat sejauh mana mereka merasa pengalaman hijau mirip dengan pengalaman yang baik. Ini juga mencakup seberapa besar rasa memiliki terhadap lingkungan hijau dan betapa pentingnya aspek ini bagi orang-orang yang bekerja di fasilitas tersebut. Fokus makalah ini adalah bagaimana pemangku kepentingan mengukur kualitas hidup di fasilitas kampus hijau versus fasilitas non-hijau di Thailand, dan tentang pentingnya kesadaran hijau bagi karyawan.

Berdasarkan penelitian ini, empat aspek lingkungan kampus hijau diperiksa: (a) hubungan antara tingkat praktik keberlanjutan dan kepuasan kerja; (b) hubungan antara tingkat perbaikan lingkungan dan kepuasan kerja; (c) hubungan antara tingkat kebijakan hijau dan kepuasan kerja; dan (d) apakah sejauh mana kebijakan hijau dan perubahan kebijakan lingkungan hijau berpengaruh terhadap motivasi pekerja. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penerapan kebijakan hijau terhadap motivasi pekerja. Karyawan yang bekerja di universitas hijau secara signifikan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada mereka yang bekerja di universitas non-hijau. Banyaknya fasilitas dan aktivitas hijau yang dilakukan di meja kerja di tempat kerja juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pekerja.

Selain hal di atas, survei dilakukan untuk menentukan apakah karyawan di universitas non-hijau memiliki motivasi yang sama untuk bekerja seperti karyawan di lembaga hijau. Sampel sebanyak 500 responden Muic diambil dari kumpulan peserta survei yang ada. Survei berusaha untuk mengevaluasi hubungan antara sejauh mana praktik keberlanjutan di tempat kerja dan motivasi dan persepsi karyawan terhadap praktik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan di universitas non-hijau memiliki motivasi yang sama tinggi dengan rekan-rekan mereka di universitas hijau.

Ada dua cara untuk menggunakan hasil penelitian ini untuk memahami hubungan antara praktik keberlanjutan di tempat kerja dan motivasi karyawan. Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa strategi qol yang baik dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. Kedua, studi menunjukkan bahwa upaya keberlanjutan dapat diadopsi oleh organisasi di semua tingkatan. Hasilnya menunjukkan bahwa gelar universitas hijau akan mengarah pada keterlibatan yang lebih baik bagi karyawannya, bahkan mereka yang memiliki tingkat pelatihan antilengket yang tinggi. Ini berarti bahwa karyawan dapat dengan mudah mempelajari strategi QOL yang baik dan mereka dapat dengan mudah memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dan metode pengelolaan limbah. Implikasinya adalah karyawan di universitas hijau akan dapat berkontribusi pada model pembangunan berkelanjutan yang akan dapat meningkatkan keberlanjutan organisasi mana pun.

Sebuah studi lanjutan membandingkan efek motivasi dari penerapan praktik hijau dengan hasil kontrol berbasis peristiwa. Contohnya adalah “Akhir Pekan Hijau” universitas. Selama acara ini, siswa dan staf dapat berpartisipasi dalam kegiatan menyenangkan seperti paintball dan konservasi. Namun, korelasi ditemukan antara peristiwa dan tingkat motivasi secara keseluruhan. Peserta dalam acara konservasi menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi, tetapi ini tidak diterjemahkan ke dalam tingkat keterlibatan atau motivasi tempat kerja yang lebih tinggi. Di sisi lain, peserta acara paintball menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi tetapi motivasi kerja yang lebih rendah.

Dalam penelitian ini, Dr. Wedi Sundaram dan rekan-rekannya mengontrol jenis acara, jenis peserta dan karakteristik mereka, dan tingkat motivasi kerja. Mereka menggunakan kuesioner Terstruktur Dua Langkah, yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang terkait dengan kepuasan terkait pekerjaan,

Artikel lainnya.

Universitas Medan Area Melaksanakan Peyembelihan 28 Hewan Qurban

%d blogger menyukai ini: