Jurnal Pengertian, Proses Publikasi & Contoh
Jurnal ilmiah diterbitkan menjadi cara atau media diseminasi yang akan terjadi penelitian dalam disiplin atau subdisiplin ilmu tertentu. Publikasi jurnal ilmiah umumnya dalam bentuk artikel mencakup laporan penelitian, review literatur, proposal tentang teori yang belum diuji atau artikel opini. Bentuk artikel yang dipublikasikan sangat tergantung pada kebijakan institusi jurnal itu sendiri atau penerbit jurnal.
Artikel yg ditulis dalam jurnal ilmiah diproduksi sang individu dalam komunitas ilmuwan. Komunitas ilmuwan mampu terdiri berasal mahasiswa, guru, dosen, peneliti, professor, jurnalis serta sebagainya. Penulisan artikelnya mampu dilakukan secara individual atau kolektif. Secara awam sudah kita ketahui bahwa artikel yang ditulis harus bersifat ilmiah, artinya diproduksi melalui proses penelitian yg menerapkan metode ilmiah.
Postingan ini akan membahas secara ringkas pengertian jurnal ilmiah, bagaimana jurnal diterbitkan, dan seperti apa misalnya. Pembaca saya sarankan buat memposisikan postingan ini sebagai pengantar saja wacana apa itu jurnal sebagaiman seringkali kita dengar istilahnya pada global akademik. Kita mulai pembahasan dari definisinya.
Pengertian jurnal ilmiah
jurnal ilmiahJurnal ilmiah tak jarang jua disebut jurnal akademik. pada bahasa Inggris diterjemahkan menjadi ’scientific journal’ atau ’academic journal’. Jurnal akademik dapat dideskripsikan menjadi deretan artikel ilmiah yang dipublikasikan secara reguler pada rangka mendiseminasi hasil penelitian. hasil penelitian yg didiseminasikan acapkali kali menantang asumsi umum yg tersebar di kalangan publik atau menantang (kritik) temuan penelitian sebelumnya. mampu pula akibat diseminasi menampilkan data baru dalam literatur akademik.
Jurnal akademik selalu bersifat spesifik, ialah ditulis dalam perspektif disiplin atau subdisiplin ilmu tertentu. menggunakan kata lain, merepresentasikan spesialisasi bidang ilmu pengetahuan eksklusif. menjadi contoh, jurnal bernama ’Acta Sociologica’, merupakan jurnal akademik pada disiplin ilmu sosiologi. untuk mendapatkan ilustrasi yg lebih jelas ihwal apa itu jurnal ilmiah, kita perlu mengetahui bagaimana proses publikasi jurnal akademik.
Proses publikasi jurnal ilmiah
Pertama-tama kita bayangkan terdapat sebuah komunitas ilmiah yg membentuk asosiasi. saya akan jelaskan melalui model seabagai ’alat peraga’ saja. Anggaplah ada asosiasi ilmuwan yg bernama Budaya Pop Studies. Asosiasi tadi setuju buat menghasilkan jurnal ilmiah yg fokus membahas fenomena budaya pop dari perspektif antropologi. Jurnal tersebut diberi nama ’AntroPop’. Budaya Pop Studies kebetulan tidak punya biro penerbitan sendiri, maka mereka menerbitkan jurnalnya di penerbit yang sudah terdapat. Penerbit itu misalnya bernama ’LIPII’.
di sini kita melihat bahwa Budaya Pop Studies mau menerbitkan jurnal yang bernama ’AntroPop’ yang diterbitkan oleh LIPII. lalu, bagaimana jurnal tersebut diterbitkan? Prosesnya sebenarnya seperti seperti publikasi artikel lainnya. Hanya saja nilai yg ditonjolkan merupakan nilai ilmiahnya serta kontribusinya di bidang akademik dan atau kebijakan publik.
buat menerbitkan Jurnal ’AntroPop’, kita (penulis) mengirim manuskrip (naskah artikel) ke AntroPop. Penulis mampu siapa saja selain editor serta reveiwer AntroPop. Manuskrip tadi, tentunya wajib berkaitan dengan studi wacana budaya pop. sehabis ditulis, manuskrip diterima oleh Editor AntroPop, lalu dikumpulkan serta dikirim kepada reviewer jurnal AntroPop, yg umumnya terdiri berasal kalangan ahli. Pengiriman pada reviewer dilanjutkan dengan proses peer-review.
Apa itu peer-review? Peer-review merupakan proses dimana dua atau lebih ahli terkait topik yg kita tulis mengevaluasi manuskrip kita atas permintaan editor jurnal. Reviewers secara hati-hati memberi evaluasi sesuai keahliannya. penilaian ini sangat menentukan apakah manuskrip kita layak terbit, perlu revisi, atau tidak layak diterbitkan.
tak jarang kali proses review melibatkan sirkulai manuskrip antar reviewer. krusial buat diketahui bahwa manuskrip yg hingga di reviewer umumnya anonim. Maksudnya, nama penulis serta institusi penulis telah dihililangkan ad interim buat menghindari bias atau subjektifitas pada evaluasi. Reviewer sendiri juga biasanya anonim supaya penulis tetap mampu menjaga objektivitasnya ketika menerima akibat review.
setelah proses penilaian atau review selesai, reviewer mengirim naskah bersama akibat evaluasinya ke editor jurnal. hasil evaluasi umumnya berupa komentar dan kritik terhadap goresan pena, termasuk apa kelebihan serta kekurangannya secara substantif dan teknis. Editor membaca komentar reviewer buat mempertimbangkan apakah manuskrip (artikel) layak terbit, perlu revisi atau ditolak.
salah satu pertanyaan yg seringkali muncul ialah wacana bayaran. Apakah reviewer mendapatkan kompensasi finansial atas jasanya? Hal ini tergantung di institusi jurnal tadi. Jika Asosiasi Budaya Pop Studies menganggarkan porto untuk reviewer, maka reviewer mendapatkan bayaran atas jasanya. seperti reviewer, penulis pun jua demikian. terdapat penulis yang dibayar, ada yg tidak. Malah terdapat juga penulis yang wajib membayar saat artikelnya diterbitkan.
Pertanyaan lain yg pula acapkali muncul dalam global per-jurnal-an merupakan, apakah konten berasal artikel jurnal merefleksikan posisi editor, asosiasi pengelola jurnal, serta penerbit jurnal? Jawabannya tak. Artikel jurnal merefleksikan pemikiran penulisnya. tak sporadis publikasi jurnal disertai menggunakan disclaimer bahwa konten jurnal tidak mewakili pandangan asosiasi dan penerbit jurnalnya.
Manfaat jurnal ilmiah
Beberapa manfaat yg mampu disebutkan di sini antara lain:
» menjadi sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal ilmiah adalah arena diskursus intelektual melalui goresan pena. Pengembangan ilmu pengetahuan bisa dilakukan menggunakan temuan penelitian, kritik terhadap temuan penelitian, pembentukan mufakat serta temuan baru. Proses tersebut berlangsung a017535ca91852b757607e0a48230059. Begitulah ilmu pengetahuan berkembang serta jurnal berperan penting menjadi sarananya.
» sebagai basis data kebijakan publik. Kebijakan publik memerlukan naskah akademik menjadi fondasinya. Jurnal dapat berperan sebagai dasar ilmiah dibuatnya kebijakan publik. Tanpa dasar ilmiah, kebijakan publik mampu dikatakan dirancang dengan semena-mena.
Beberapa manfaat lain bisa disebutkan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif, misalnya jumlah terbitan jurnal ilmiah biasa dijadikan menjadi tolok ukur kemajuan suatu intitusi atau lembaga seperti, negara, universitas, pusat studi, dan lain sebagainya.
Artikel Lainnnya.
Universitas Medan Area Melantik Dekan Fakultas Dan Direktur Pascasarjana Periode 2021 – 2023