Pendidikan Pancasila di Indonesia
Pendidikan Pancasila di Indonesia
Gerakan Pancasila adalah gerakan Kristen besar yang bertujuan untuk menyatukan umat Kristen di seluruh dunia di bawah satu bendera. Ini memiliki cabang di hampir semua negara di dunia, termasuk Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Filipina. Tujuan utama dari gerakan Pancasila adalah konversi setiap orang Kristen dari agnostik ke fundamentalisme. Namun, harus diingat bahwa ini adalah masalah agama dan bukan masalah politik. Di Indonesia, ada dua kubu yang berseberangan dengan Pancasila. Kaum moderat disebut Ketek dan kaum radikal atau Maengers dikenal sebagai fundamentalis fanatik.
Pendidikan Pancasila memberikan wawasan yang tajam tentang bagaimana politik memainkan peran penting dalam masyarakat Indonesia saat ini. Diskusi di sekolah-sekolah ini sangat berdampak dalam mempromosikan masyarakat yang lebih sehat dan damai. Bahkan, menjadi sangat jelas bahwa fundamentalisme telah menurun di Indonesia sejak kejatuhan Aceh.
Menurut mantan gubernur Aceh, Dr. Prabhumi Mustafa, pada awal pemerintahannya, Pancasila membawa perubahan luar biasa dalam cara pandang masyarakat lokal terhadap dirinya sendiri. Ini mengubah pandangan negara, terutama masyarakat pedesaan. Hasilnya, transisi kekuasaan secara damai tercapai. Transisi berlangsung damai karena partai-partai yang berkuasa tetap bersatu dalam sentimen publik. Hakikat ajaran Pancasila yang bersumber pada ajaran agama Buddha, mendorong terjadinya transformasi dalam masyarakat Indonesia.
Aspek yang paling signifikan dari pendidikan Pancasila di Indonesia adalah analisis masalah sosial budaya. Dimensi sosial Pancasila adalah komponen penting dari agendanya. Dalam proses pembangunan politik dan masyarakat, ia telah menjadi kekuatan pendorong perubahan. Bentuk pendidikan ini juga merupakan sarana yang digunakan oleh pemerintah transisi Aceh dan Timor Leste di masyarakatnya masing-masing. Proses evolusi politik dan sosial tidak hanya menjadi perhatian akademis tetapi juga kepedulian hidup bagi masyarakat di Aceh, Timor Timur, dan seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang ras atau suku. Penerapan Pancasila akan membantu membangun lingkungan yang kondusif bagi masyarakat yang dinamis dan inklusif.
Sejak tahun 2021, Aceh telah diatur di bawah kendali hukum Indonesia yang paling jauh dengan dukungan dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP). Masa transisi ditandai oleh perubahan politik dan sosial yang mendalam. Aceh didirikan sebagai negara merdeka setelah bubarnya provinsi Ubud dan Sulawesi Selatan. Aceh telah berjuang untuk menjadi bangsa yang kuat dan mandiri sejak dimasukkan ke Indonesia mengikuti konstitusi 1997. Sejak menyatu dengan Indonesia, Aceh telah berupaya meningkatkan kualitas hidup dan taraf hidup masyarakatnya.
Selama dekade terakhir, Aceh telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat karena produksi dan pengolahan pertanian yang ekstensif, pariwisata, dan teknologi informasi. Perkembangan ini telah menguntungkan penduduk pedesaan dan perkotaan dalam hal pekerjaan dan pendapatan. Sejalan dengan upaya tersebut, Aceh terus meningkatkan tata kelola, penyelenggaraan, dan sistem pemberian layanannya. Tantangan utama dalam studi kasus ini adalah kebutuhan mendesak akan pendidikan dan pengembangan pengetahuan yang lebih besar di antara masyarakat Aceh yang tertinggal dalam hal pendidikan. Kebutuhan kritis ini dicontohkan dengan dibentuknya Komisi Pendidikan Tinggi Nasional Aceh, yang didedikasikan untuk menjamin kualitas pendidikan dan mendorong pembangunan sosial dan ekonomi Aceh.
Analisis demografi menunjukkan bahwa penduduk Aceh mengalami penuaan, terutama penduduk pedesaan yang buta huruf yang merupakan mayoritas di daerah pedesaan. Karena Aceh terletak di daerah dengan daya tarik alam yang tinggi, banyak pensiunan yang merantau ke kota-kota di Aceh yang berkembang pesat. Urbanisasi Aceh telah memulai pergeseran dari kehidupan pedesaan ke perkotaan yang telah mendorong pergeseran cara masyarakat yang tinggal di pedesaan berkomunikasi dan berhubungan satu sama lain. Teknologi baru seperti internet telah memudahkan orang-orang di kota untuk terhubung dengan orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan. Namun, terlepas dari perubahan positif ini, isolasi masyarakat pedesaan dan kurangnya kontak sosial dengan penduduk perkotaan telah menghambat perkembangan rasa tempat dan identitas di antara orang Aceh.
Kebutuhan akan kesenjangan pendidikan dan pengetahuan di kalangan masyarakat Aceh tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini mengakibatkan didirikannya berbagai institusi pendidikan tinggi di Aceh, Indonesia untuk menjembatani kesenjangan antara masyarakat Aceh dan seluruh dunia. Pancasila kini menjadi universitas terkemuka di Indonesia yang memberikan keunggulan dalam pendidikan, penelitian dan pengembangan masyarakat. Pancasila bertujuan untuk menjadi Universitas yang terintegrasi penuh yang mencakup semua aspek pengembangan masyarakat dan lingkungan melalui program lintas disiplin, kerjasama internasional dan pengalaman kerja.
Artikel lainnya.